Selasa, 28 Februari 2017

Membangun Chemistry Presiden Jokowi dan Raja Salman


Ada kesamaan karakter maupun perjalanan karir politik antara Presiden Joko Widodo dan Raja Salman bin Abdulaziz yang memulai kunjungan ke Indonesia hari ini, Rabu, 1-9 Maret. Keduanya antara lain sama-sama pernah menjadi wali kota dan gubernur, punya komitmen tinggi dalam pemberantasan korupsi dan penegakan hukum, serta relatif rendah hati.

"Hal semacam itu saya percaya turut berperan membangun semacam chemistry dalam relasi antara Raja Salman dan Pak Jokowi," kata Peneliti Politik Timur Tengah di The Middle East Institute Zuhairi Misrawi saat berbincang dengan detik, pada Selasa 28 Februari 2017.

Sejumlah literatur mencatat, Salman pernah menjadi Perwakilan dan Wali Kota Riyadh pada 17 Maret 1954. Kala itu usia usianya baru 19 tahun. Selanjutnya Salman dipercaya menjadi Wakil Gubernur Riyadh, Maret 1954-April 1955, dan menjadi Gubernur pada April 1955–Desember 1960, serta Februari 1963 hingga 5 November 2011.

Salah satu komitmen dan prestasi Salman selama menjadi gubernur, selain membangun Riyadh menjadi kota metropolitan juga gencar memerangi korupsi. Di luar istana kerajaan, Salman dikenal tak terlalu ketat dan kaku dalam hal protokoler. Saat menunaikan tawaf di Masjidil Haram, misalnya, Raja Salman merespons dengan ramah setiap jemaah yang menyapa dan menyalaminya.

"Nah, pembawaan yang rendah hati dan egaliter seperti ini kan juga diperlihatkan Jokowi selama ini," kata Zuhairi.

Atas dasar berbagai kesamaan itulah dia menduga Raja Salman memberikan sambutan hangat dan penghormatan yang luar biasa saat Jokowi berkunjung ke Saudi pada pertengahan September 2015. Lalu Raja Salman melakukan kunjungan balasan dalam tempo yang jaraknya cuma terpaut sekitar satu setengah tahun. Waktu kunjungan yang cukup lama, lebih dari sepekan, serta membawa anggota rombongan yang juga fantastis.

"Meski begitu, tentu saja ada peran latar historis masa lalu dan kerja keras para diplomat di bawah kendali Menlu Retno Marsudi di dalamnya," ujar penulis buku 'Mekkah' dan 'Al-Azhar' itu menutup perbincangan.

 Ada 10 nota kesepahaman atau MoU yang akan ditandatangani dalam penguatan kerja sama Indonesia-Arab Saudi. Juru bicara Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arrmanatha Nasir (Tata) mengatakan, 10 Mou itu menunjukkan intensitas dan semangat kerja sama yang tinggi. Kerja sama yang diperkuat tidak hanya mengenai haji dan tenaga kerja, namun juga meliputi bidang lainnya.

"Nanti akan ditandatangani MoU kerja sama bidang kebudayaan, kesehatan, peningkatan status mekanisme bilateral sidang komite bersama, soal dakwah dan keislaman, soal pendidikan, kerja sama kelautan dan perikanan," sebut Tata di sebuah restoran di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (28/2/2017).

Ada juga kerja sama mengenai penanganan kejahatan lintas batas seperti terorisme, kerja sama pelayanan udara, serta perdagangan usaha kecil dan menengah."Ada upaya kesepakatan untuk lebih reguler (bertemu), apa setahun sekali atau 6 bulan bila perlu dan akan terus keep in touch. MoU itu masih ada 10 lagi yang belum berjalan, jadi total 20," tuturnya.

Dubes Arab Saudi untuk Indonesia Osama Mohammed al-Shuibi mengatakan konflik Timur Tengah juga menjadi salah satu bahasan dalam pertemuan Presiden Jokowi dan Raja Salman.
"Berkaitan dengan kebijakan luar negeri, seperti Suriah dan Yaman, tentu ini juga akan menjadi bahan pembicaraan dengan Presiden Jokowi," kata Osama di kantor Kedubes Arab Saudi, Jalan HR Rasuna Said Kav B-3, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (28/2).

Selain itu, Osama menyebut Presiden Jokowi dan Raja Salman akan membahas kerja sama keamanan di antara kedua negara. Ia pun mengatakan tidak akan membahas secara spesifik masalah terorisme yang saat ini menjadi isu keamanan global.

"Terorisme tidak dibahas secara spesifik, namun kerja sama keamanan akan terus dilakukan di antara kedua negara. Mengingat masalah terorisme tidak memiliki agama dan tidak memiliki identitas. Itu merupakan tindakan yang perlu dikecam bersama," imbuhnya.

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati memastikan pemerintah yang dipimpin langsung Presiden Jokowi telah menyiapkan beberapa langkah agar terciptanya kesepakatan kerja sama dan investasi pada kunjungan Raja Salman ini.

"Presiden dan seluruh menteri sudah melakukan koordinasi untuk bisa memanfaatkan," kata Sri Mulyani di Gedung Dhanapala Kementerian Keuangan, Jakarta


Sumber : news.detik.com


SHARE THIS

Author:

0 komentar: